Sabtu, 20 Desember 2008

Menanti

detik waktu terlewati
berkeluh serta kesah
duduk ditaman istimewa
menanti dia yang ingin berjumpa
dibawah surya tengah hari
bermandikan peluh diri
hanya tuk selalu setia
menguji diri penantian
berharap cepat datang
cepat menepati janji
berandai ada yang baik hati
menawarkan segelas air dingin
tuk hilangkan dahaga yang terasa
kian lama menanti
surya mencondongkan dirinya
akankah kesetiaan ini terus merelakan
diri ini tuk tersakiti
untuk kesekian kali
terbohongi lagi
lidahnya yang menjilat
yang membuat terus mengiyakan
dusta yang terucap
disekian janji yang terikrarkan
hati ini sulit tuk lanjutkan
memikul beban batin yang berbuah
kesedihan yang membekas
sebagai sisa siksa lembut itu
kesabaran hati ini melayu
tak terbenah lagi
terhempas angin senja..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Isilah Sesuai yang Anda Rasa perlu untuk dibicarakan...
Beri saran untuk entri berikutnya yang anda nginkan untuk dibahas dalam Blog ini.