Minggu, 21 Desember 2008

Kecupan Terakhir Ibu

Pagi ini aku bangun kesiangan, sampai- sampai aku tak sempat sholat subuh, karna waktu yang telah menunjukan pukul 06.00. aku yang biasanya bangun awal karna dibangunkan ibuku, merasakan sesuatu yang berbeda hari ini, ibuku tak membangunkanku hari ini,karna tak seperti biasanya sebelum aku mandi, aku masuk ke dalam kamar ibuku dulu, aku takut ada sesuatu dengannya.
Saat aku masuk ke dalam kamar ibuku, ibuku terbaring sakit diatas ranjangnya, badannya panas, ibuku banyak mengeluarkan keringat, tapi dia menggigil kedinginan, aku tak tahu harus bagaimana, aku menanyakan keadaan ibuku, tapi ibu hanya menggigil saja, dan justru menyuruhku agar cepat bersiap – siap berangkat sekolah, beliau juga mengucapkan maaf padaku karna tak membangunkanku sehingga aku bangun kesiangan, tak seperti biasanya ibuku tak mengomeliku bangun siang hari ini, padahal hari – hari biasa beliau selalu memarahiku kalau aku bangun siang, beliau juga menasehatiku agar tidak tergantung padanya, karna katanya suatu saat pasti aku akan mengurus hidupku sendiri.
Saat aku berpamitan hendak berangkat sekolah aku menjabat tangan ibuku dan mencium tangannya, sesuatu yang sangat tak aku duga terjadi, ibu mencium keningku, aku merasakan ini sangat tidak wajar, biasanya ibu hanya mengusap kepalaku dan menyuruhku belajar dengan baik di sekolah.
Akupun berangkat sekolah dengan hati yang kurang tenang, aku tak tega meninggalkan ibuku sendiri di rumah dalam keadaan seperti itu, aku takut terjadi sesuatu dengan ibuku, maklumlah ayahku bekerja di luar kota, hanya sekali dalam dua minggu dia pulang mengunjungi aku dan ibu disini.
Saat aku sedang menulis, tanpa sebab yang pasti pinsil yang sedang aku pakai patah begitu saja, tiba – tiba tanganku gemetar seakan tak sanggup untuk menulis lagi bahkan tak sanggup untuk memegang bolpoinku dan melanjutkan pekerjaanku lagi.
Bel istirahat berbunyi, saat aku sedang berjalan ke kantin bersama teman – temanku hp yang aku taruh di kantong saku rokku jatuh,, padahal kantong saku rok yang aku pakai cukup dalam,dan kantongnya pun tidak berlubang, tapi kenapa hpku bisa terjatuh, lalu mata kiriku tiba – tiba bergetar.
Apa yang sebenarnya terjadi?kenapa perasaanku jadi tambah tak karu – karuan? Lalu aku teringat pada ibuku yang aku tinggalkan tadi pagi dalam keadaan sakit, aku takut ada sesuatu dengan ibuku, kemudian aku ingat kata – kata ibu yang menyuruhku agar tidak cepat khawatir, karna kata ibu kekhawatiran itu adalah do’a, aku langsung istigfar setelah teringat kata – kata ibu tadi.
Setelah beberapa jam pelajaran selesai, bel pulangpun berbunyi, seperti biasa aku pulang dengan menggunakan angkutan umum, tapi tak satupun angkutan umum yang lewat, kalopun ada yang lewat bukan yang berarah ke rumahku, atau kalopun ke arah rumahku tapi angkutan itu sudah penuh, jadi aku putuskan untuk mencari angkutan umum sambil berjalan.
Saat aku sedang berjalan pulang leherku tiba – tiba merinding kemudian seperti ada angin hangat yang melewatiku, padahal ini musim dingin. Kemudian jantungku berdebar sangat kencang, aku takut dengan semua ini, kenapa hari ini aku merasakan beberapa hal yang sangat tidak wajar. Di mulai dari sikap ibu yang begitu ramahnya denganku, dan pensilku yang patah tanpa sebab dilanjutkan dengan jari – jariku yang bergetar sampai tak bisa memegang apapun, dan hpku yang jatuh dari kantong saku rokku tanpa alasan, dan bergetarnya mataku, serta kejadian yang baru saja terjadi ini, aku merinding dengan disusul dengan hebusan hangat seperti ada yang menghembuskan nafas kepadaku.
Tak terasa ternyata aku berjalan sampai rumahku,saat aku memasuki komplek perumahanku aku melihat ada bendera putih dipasang di depan komplek, padahal tadi pagi saat aku berangkat belum ada bendera putih disana, saat aku melewati sebuah rumah aku melihat banyak sekali orang yang berkumpul menggunakan pakaian serba hitam, kurasa ini keluarga yang salah satu anggotanya ada yang wafat, tapi saat aku melewati rumah itu, aku melihat tanteku duduk di depan rumah itu, aku bingung kenapa tanteku sampai melayat kesini?padahal tanteku sama sekali tak akrab dengan orang – orang sini, saat aku berada tepat di depan gerbang rumah tersebut aku melihat nomor rumah ini, disitu tertuliskan 77, jantungku langsung derdetak sangat kencang, karna aku baru menyadari kalau rumah ini adalah rumahku, aku langsung berpikir buruk tentang ibuku, mungkin terjadi sesuatu dengan ibuku.
Saat aku menaiki tangga menuju serambi rumahku, tanteku berdiri dan berjalan ke arahku, dia berkata dan bertanya kepadaku kenapa aku meninggalkan ibu dalam keadaan sakit, aku menundukan kepalaku, kakiku lemas untuk berjalan masuk ke dalam rumah, orang – orang yang datang bersama – sama melantunkan surat yasin, aku mendekat ke tempat dimana almarhum dibaringkan, aku melihat ibu yang terbaring pucat ditempat itu, air mataku pun sedikit demi sedikit menetes mebasahi pipiku, aku terus menangis dan memeluk ibuku, seakan aku tak percaya kalau ibu telah meninggalkanku untuk selamanya, sekarang aku menyadari semua yang terjadi padaku hari ini, semua yang tak wajar aku alami hari ini, ternyata semua itu adalah kejadian yang mengantarkanku kepada kenyataan pahit yang juga mengantarkan ibuku untuk pergi selamanya dan kembali ke pangkuan-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Isilah Sesuai yang Anda Rasa perlu untuk dibicarakan...
Beri saran untuk entri berikutnya yang anda nginkan untuk dibahas dalam Blog ini.